bendera megah di mega nusa
merias angkasa di kota Bentan
perwira gagah menjaga bangsa
tegas perkasa membela watan
tumbuk padi di Langkapura
untuk hidangan sihulubalang
tunduk padi tunduk perwira
tunduk lalang jadi petualang
kerawang lilin dibelah bujur
gangsa dipangsa dengan teliti
pejuang tulen mestilah jujur
nusa bangsa jangan khianati
Kuala Bidara gugusan jati
sendi penarik Pekan Sedili
kala bicara luruskan hati
jadi munafik jangan sekali
Kuala Kelawang pekan rawa
bumi rahmat di ceruk maya
bila berjuang putihkan jiwa
resmi khianat buruk adanya
Teluk Datuk Teluk Pandan
memilir wangi kasa baiduri
tumbok rusuk meremok badan
mungkir janji membinasa diri
gelora ombak meniti hikmah
memancar kilat arca makrifat
cara bertindak mesti berhemah
biarlah selamat dunia akhirat
Pulau Pengail merajang mata
dengan kilau geliga Andalas
jikalau kail panjang sehasta
jangan kau duga segara luas
Bangka Laut puja-pujaan
diserlah lulut kemboja utan
jika dianut kepura-puraan
jadilah badot pemuja setan
di Kuala Balah kota sejarah
ukiran batu penangkal budi
kepada Allah kita berserah
pohonkan restu kekal abadi
Ruhanie Ahmad
Selangor
22 Disember 2008
Monday, December 22, 2008
Sunday, December 21, 2008
TINTA BARA SATRIA
pengabdian ini
melakarkan wajah satria derita
kalbunya layu disula rindu
jiwanya parah dilapah duka
hatinya hancur dijerok durja
sendunya biru dirintih sedih
berjuta kelaran sembilu bisa
gagal melulurkan seluruh angkara
yang menggugat nusa tercinta
pertapaan ini
adalah citra rawan penuh nestapa
bahangnya meredang jutaan tekad
berserawangan di awang-awang
menanti tabohan gendang perang
yang lantang garang dan berang
untuk membinasakan puaka buana
yang menodai makhota suci
melalui perkosaan ibu pertiwi
di hujung mimpi tanpa bertepi
kebangkitan ini
adalah kesiagaan anak-anak pribumi
yang bingkas berdiri menjulang janji
menghunuskan pena bertinta bara
memantera madah seloka derhaka
sopan santunnya mengancam jagat
lemah lembutnya menggegar maya
dengan ungkapan rima kata murka
kita binasakan seluruh puaka buana
di jantung kota
kita musnahkan segala hama durjana
di pinggir denai
bersama syahdu laungan takbir
bersama silir bayu gemilir
kita pukau kilat panahan petir
sehingga bahaya lenyap tersingkir
di medan juang ini
kalbu kita usah layu disula rindu
jiwa kita jangan parah dilapah duka
hati kita usah hancur dijerok durja
sendu kita jangan biru dirintih sedih
jutaan bilah sembilu bisa
adalah senjata kita paling perkasa
untuk melulurkan seluruh bicara
yang mentalqinkan perjuangan bangsa
yang mestinya segak perkasa
sepanjang masa sepanjang usia
Ruhanie Ahmad
Selangor
20 Disember 2008
melakarkan wajah satria derita
kalbunya layu disula rindu
jiwanya parah dilapah duka
hatinya hancur dijerok durja
sendunya biru dirintih sedih
berjuta kelaran sembilu bisa
gagal melulurkan seluruh angkara
yang menggugat nusa tercinta
pertapaan ini
adalah citra rawan penuh nestapa
bahangnya meredang jutaan tekad
berserawangan di awang-awang
menanti tabohan gendang perang
yang lantang garang dan berang
untuk membinasakan puaka buana
yang menodai makhota suci
melalui perkosaan ibu pertiwi
di hujung mimpi tanpa bertepi
kebangkitan ini
adalah kesiagaan anak-anak pribumi
yang bingkas berdiri menjulang janji
menghunuskan pena bertinta bara
memantera madah seloka derhaka
sopan santunnya mengancam jagat
lemah lembutnya menggegar maya
dengan ungkapan rima kata murka
kita binasakan seluruh puaka buana
di jantung kota
kita musnahkan segala hama durjana
di pinggir denai
bersama syahdu laungan takbir
bersama silir bayu gemilir
kita pukau kilat panahan petir
sehingga bahaya lenyap tersingkir
di medan juang ini
kalbu kita usah layu disula rindu
jiwa kita jangan parah dilapah duka
hati kita usah hancur dijerok durja
sendu kita jangan biru dirintih sedih
jutaan bilah sembilu bisa
adalah senjata kita paling perkasa
untuk melulurkan seluruh bicara
yang mentalqinkan perjuangan bangsa
yang mestinya segak perkasa
sepanjang masa sepanjang usia
Ruhanie Ahmad
Selangor
20 Disember 2008
Saturday, December 20, 2008
GURUN SENGSARA
kadang-kadang
kita singgah mandi air terjun
sambil mendengar serindit berkicauan
dan mentari turun menyulam pelangi
- indah sungguh bercinta
kadang-kadang
kita singgah menghitung manik embun
sambil bintang-bintang menari
dan bulan membelai tubuh kita tak berbenang
- nikmat sungguh berkasih
kadang-kadang pula
kita terdampar di gurun sengsara
kita berdakapan di ranjang kerikil dan bara pasir
menghampar pilu yang amat saujana
duri kaktus pembalut luka
- tabah sungguh merempuh dugaan
tiba-tiba
kita kini tidak lagi meniti pelangi
kerana kau tak mau lagi menentang mimpi
dan aku tak pandai menjanjikan fatamorgana
- siksa sungguh rindu
yassinsalleh
Selangor
19 Disember 2008
kita singgah mandi air terjun
sambil mendengar serindit berkicauan
dan mentari turun menyulam pelangi
- indah sungguh bercinta
kadang-kadang
kita singgah menghitung manik embun
sambil bintang-bintang menari
dan bulan membelai tubuh kita tak berbenang
- nikmat sungguh berkasih
kadang-kadang pula
kita terdampar di gurun sengsara
kita berdakapan di ranjang kerikil dan bara pasir
menghampar pilu yang amat saujana
duri kaktus pembalut luka
- tabah sungguh merempuh dugaan
tiba-tiba
kita kini tidak lagi meniti pelangi
kerana kau tak mau lagi menentang mimpi
dan aku tak pandai menjanjikan fatamorgana
- siksa sungguh rindu
yassinsalleh
Selangor
19 Disember 2008
Tuesday, December 16, 2008
MEMBELAH LAUTAN
bunga bidara megar mengembang
penyerlah hikmat sesida perdana
jika bahtera dilanggar gelombang
musnahlah umat dilanda bencana
bulan terang pagari bintang
kilau ombak nyaman saujana
puaka datang mesti ditentang
jikalau tidak badan merana
lokan dan sinting dalam lautan
jadikan perangsang baulu siam
leburkan gunting dalam lipatan
hapuskan musang berbulu ayam
segantang jamu pengaga hutan
ternama di teluk puteri wulan
pantang jemu menjaga watan
umpama pungguk rindui bulan
pati selasih dan buah kepayang
ditelan dayang meranggah pilu
bukti kasih bertambah sayang
di medan juang siagalah selalu
jambangan seni meruntun tombak
bisa menggetar kabilah di hutan
perjuangan murni sesantun ombak
sentiasalah pintar membelah lautan
Ruhanie Ahmad
Selangor
16 Disember 2008
penyerlah hikmat sesida perdana
jika bahtera dilanggar gelombang
musnahlah umat dilanda bencana
bulan terang pagari bintang
kilau ombak nyaman saujana
puaka datang mesti ditentang
jikalau tidak badan merana
lokan dan sinting dalam lautan
jadikan perangsang baulu siam
leburkan gunting dalam lipatan
hapuskan musang berbulu ayam
segantang jamu pengaga hutan
ternama di teluk puteri wulan
pantang jemu menjaga watan
umpama pungguk rindui bulan
pati selasih dan buah kepayang
ditelan dayang meranggah pilu
bukti kasih bertambah sayang
di medan juang siagalah selalu
jambangan seni meruntun tombak
bisa menggetar kabilah di hutan
perjuangan murni sesantun ombak
sentiasalah pintar membelah lautan
Ruhanie Ahmad
Selangor
16 Disember 2008
Monday, December 15, 2008
SELOKA DUKA FATAMORGANA
dari rindu
muncul selembar harapan pilu
memilin kalbu
memintal sayu
suatu bangsa bercanda
di lantai janji semalam
yang sekadar sorak-sorai
seloka duka fatamorgana
maka akan teruskah jua
engkau menghirup bara
sambil menghairahi
berahi cintanya ranjang Hang Li Po
sementara lidahmu yang kelu
masih amat bernafsu
melaungkan ketuananmu
sedangkan tanganmu
tidak lagi menggengam bara
- amanah bangsa
dan kerismu
tidak lagi berani kau kucup
kerana Melayu telah menjadi badut
dalam seloka yang tersembam
di celah peha perbarisan perawan tua
berhentilah kau berkata-kata
duhai sida-sida perkasa
kerana Melayu bangsa kita
sudah cukup azab
memendam nestapa
dari contengan aib
kedayusanmu
yassinsalleh
Selangor
13 Disember 2008
muncul selembar harapan pilu
memilin kalbu
memintal sayu
suatu bangsa bercanda
di lantai janji semalam
yang sekadar sorak-sorai
seloka duka fatamorgana
maka akan teruskah jua
engkau menghirup bara
sambil menghairahi
berahi cintanya ranjang Hang Li Po
sementara lidahmu yang kelu
masih amat bernafsu
melaungkan ketuananmu
sedangkan tanganmu
tidak lagi menggengam bara
- amanah bangsa
dan kerismu
tidak lagi berani kau kucup
kerana Melayu telah menjadi badut
dalam seloka yang tersembam
di celah peha perbarisan perawan tua
berhentilah kau berkata-kata
duhai sida-sida perkasa
kerana Melayu bangsa kita
sudah cukup azab
memendam nestapa
dari contengan aib
kedayusanmu
yassinsalleh
Selangor
13 Disember 2008
DI PUNCAK GELOMBANG
malam ini
bulan membariskan bintang-bintang
bagaikan nakhoda tempang
membariskan pelautnya
di puncak gelombang
esok harinya
mentari pula membariskan pelangi
bagaikan bendahara durjana
membariskan perawan bogel
di anjung istana
lalu berebutanlah
kau jongos-jongos gila
menagih mimpi
menerpa janji
anugerah sang dewa
bersemayam di atas persada
yang sudah luntur kemuliaannya
demikianlah adanya
kau jongos-jongos
yang bernama Melayu
bagaikan lembu-lembu kasi
yang amat setia berbaris
menabrak janji
meratah mimpi
sementara para dewanya
bermukah di mimbar bihara
dengan kegelojohan
melimpasi batas dan susila
yassinsalleh
Selangor
13 Disember 2008
bulan membariskan bintang-bintang
bagaikan nakhoda tempang
membariskan pelautnya
di puncak gelombang
esok harinya
mentari pula membariskan pelangi
bagaikan bendahara durjana
membariskan perawan bogel
di anjung istana
lalu berebutanlah
kau jongos-jongos gila
menagih mimpi
menerpa janji
anugerah sang dewa
bersemayam di atas persada
yang sudah luntur kemuliaannya
demikianlah adanya
kau jongos-jongos
yang bernama Melayu
bagaikan lembu-lembu kasi
yang amat setia berbaris
menabrak janji
meratah mimpi
sementara para dewanya
bermukah di mimbar bihara
dengan kegelojohan
melimpasi batas dan susila
yassinsalleh
Selangor
13 Disember 2008
Sunday, December 14, 2008
PUISI - RASISKAH ITU?
I
Bagaimana kalau,
Si Buang melempar Melayunya,
Sebab Melayu itu Rasis,
Rasis tiada tempat untuk maju,
Bagaimana majunya Amerika,
Obama boleh jadi raja.
Bagaimana kalau,
Si Anu tangguhkan Islamnya,
Tangguh lama-lama,
Sebab Islam itu jumud,
Buruk nanti wajah kita,
Lihat majunya Turki,
Bagaimana Erdogan mengurus takhta.
“Perlu apanya tongkat,
Yang menguntung segelintir cuma,
Pribumi merempat,
Ah long tak dapat menambah gunung,
Hindraft tersekat menambah dewa...
Yang kaya,
Hanya dua tiga kerat pemimpin,
Rakyat jelata merana…”
Bagaimana kalau,
Kita lemparkan tongkat itu,
Kerana keparatnya pemimpin,
Kita janjikan,
Habuan untuk semua,
Siapa kuat dia dapat,
Yang pandai, memimpin,
Yang kaya, berkuasa,
Yang rajin, meraja.
Yang cemburu,
Itu rasis namanya.
Mana dia tuan Melayu
Yang pernah mengilap sepatu orang ?
Kalau ada yang sampai kemudian,
Jangan dibilang pendatang,
Itu Rasis namanya,
Langkah mundur,
Macam katak bawah tempurung.
Bagaimana dengan janji bersama,
Bernaung di bawah payung lama,
Balasan kepada yang memberi dan memberi.. ?
Ahh, Itu semua keputusan lama,
Apa perlu diikat sejarah,
Ia bukan bebanan,
Bagi yang lahir kemudian.
“Lihatlah Obama,
Terpilih bukan kerana kaumnya,
Bukan kerana pendatangnya,
Bukan juga Islamnya,
Tapi wibawa,
Kerana upaya,
Kita pun kena ikut begitu,
Sebab mereka kata begitu..”
Tangguhkan harammu,
Batalkan fatwamu,
Allah dalam Bible Melayu?
Peduli apa..
Banyak yang lebih besar,
Rasuah dua tiga kerat pemimpin,
Yang lain semuanya kecil belaka.
II
Anak babi membuak di jelapang?
Suburkan!
Hormati hak mereka,
Yang menghalang itu rasis,
Lagi besar rasuah dua tiga kerat pemimpin!.
Anak bumi kan dirampas tongkatnya?
Biarkan,
Biarkan ia berenang sendiri dilautan,
Biarkan malas membangunkan tubuh dari tidurnya !!
Bersimpang siur petunjuk pelbagai bahasa,
Apa salahnya ?
Selagi yang “baru datang” merasa syurga,
Yang menghalang itu rasis namanya.
Anakmu yang di ambang murtad,
Biarkan,
Itu hak mereka
Yang menghalang itu buta dunia
Anak muda sudah lain bicaranya..
III
Bangsaku,
Mamah lah daging saudaramu,
Leburkan arash sendimu,
Curahkan air dari tempayan
Sebab di langit nampak harapan,
Bukan rasis atau jumud,
Kelam pada warna,
Sama rata, sama rasa..
Tak kan ditanya lagi apa kaummu,
Tak kan ditanya lagi apa agamamu,
Bersainglah,
Kerna itu yang kau minta,
Termakan umpan,
“Keparat dua tiga pemimpin”,
Kau hilang segalanya,
Lebur dalam kegilaan permainan,
Orang gila,
Yang meruntun kuasa.
Wahai bangsaku,
Bangun dari utopia mu,
Jangan sampai keliru,
Melayu itu jasadmu,
Islam itu jiwamu,
Yang terjalin,
Dalam satu badan,
Yang berpisah tiada.
Usah bermain
Gelari bahaya,
Takhta tak kan kembali lagi
Kehilangan yang akan kau rasa,
Kerna tak pandai kau menguruskan,
Keparat dua tiga pemimpin itu.
Temanku,
Bukankah..
Tuhan tidak akan mengubah
Nasib sesuatu kaum,
Melainkan
Kaum itu yang mengubahnya..
Rasis kah itu ???
Fuad Hassan
Kuala Lumpur
7 Disember 2008
Dipetik daripada
http://dakwat-kertas.blogspot.com/2008/12/puisi-rasiskah-itu.html
Bagaimana kalau,
Si Buang melempar Melayunya,
Sebab Melayu itu Rasis,
Rasis tiada tempat untuk maju,
Bagaimana majunya Amerika,
Obama boleh jadi raja.
Bagaimana kalau,
Si Anu tangguhkan Islamnya,
Tangguh lama-lama,
Sebab Islam itu jumud,
Buruk nanti wajah kita,
Lihat majunya Turki,
Bagaimana Erdogan mengurus takhta.
“Perlu apanya tongkat,
Yang menguntung segelintir cuma,
Pribumi merempat,
Ah long tak dapat menambah gunung,
Hindraft tersekat menambah dewa...
Yang kaya,
Hanya dua tiga kerat pemimpin,
Rakyat jelata merana…”
Bagaimana kalau,
Kita lemparkan tongkat itu,
Kerana keparatnya pemimpin,
Kita janjikan,
Habuan untuk semua,
Siapa kuat dia dapat,
Yang pandai, memimpin,
Yang kaya, berkuasa,
Yang rajin, meraja.
Yang cemburu,
Itu rasis namanya.
Mana dia tuan Melayu
Yang pernah mengilap sepatu orang ?
Kalau ada yang sampai kemudian,
Jangan dibilang pendatang,
Itu Rasis namanya,
Langkah mundur,
Macam katak bawah tempurung.
Bagaimana dengan janji bersama,
Bernaung di bawah payung lama,
Balasan kepada yang memberi dan memberi.. ?
Ahh, Itu semua keputusan lama,
Apa perlu diikat sejarah,
Ia bukan bebanan,
Bagi yang lahir kemudian.
“Lihatlah Obama,
Terpilih bukan kerana kaumnya,
Bukan kerana pendatangnya,
Bukan juga Islamnya,
Tapi wibawa,
Kerana upaya,
Kita pun kena ikut begitu,
Sebab mereka kata begitu..”
Tangguhkan harammu,
Batalkan fatwamu,
Allah dalam Bible Melayu?
Peduli apa..
Banyak yang lebih besar,
Rasuah dua tiga kerat pemimpin,
Yang lain semuanya kecil belaka.
II
Anak babi membuak di jelapang?
Suburkan!
Hormati hak mereka,
Yang menghalang itu rasis,
Lagi besar rasuah dua tiga kerat pemimpin!.
Anak bumi kan dirampas tongkatnya?
Biarkan,
Biarkan ia berenang sendiri dilautan,
Biarkan malas membangunkan tubuh dari tidurnya !!
Bersimpang siur petunjuk pelbagai bahasa,
Apa salahnya ?
Selagi yang “baru datang” merasa syurga,
Yang menghalang itu rasis namanya.
Anakmu yang di ambang murtad,
Biarkan,
Itu hak mereka
Yang menghalang itu buta dunia
Anak muda sudah lain bicaranya..
III
Bangsaku,
Mamah lah daging saudaramu,
Leburkan arash sendimu,
Curahkan air dari tempayan
Sebab di langit nampak harapan,
Bukan rasis atau jumud,
Kelam pada warna,
Sama rata, sama rasa..
Tak kan ditanya lagi apa kaummu,
Tak kan ditanya lagi apa agamamu,
Bersainglah,
Kerna itu yang kau minta,
Termakan umpan,
“Keparat dua tiga pemimpin”,
Kau hilang segalanya,
Lebur dalam kegilaan permainan,
Orang gila,
Yang meruntun kuasa.
Wahai bangsaku,
Bangun dari utopia mu,
Jangan sampai keliru,
Melayu itu jasadmu,
Islam itu jiwamu,
Yang terjalin,
Dalam satu badan,
Yang berpisah tiada.
Usah bermain
Gelari bahaya,
Takhta tak kan kembali lagi
Kehilangan yang akan kau rasa,
Kerna tak pandai kau menguruskan,
Keparat dua tiga pemimpin itu.
Temanku,
Bukankah..
Tuhan tidak akan mengubah
Nasib sesuatu kaum,
Melainkan
Kaum itu yang mengubahnya..
Rasis kah itu ???
Fuad Hassan
Kuala Lumpur
7 Disember 2008
Dipetik daripada
http://dakwat-kertas.blogspot.com/2008/12/puisi-rasiskah-itu.html
PUISI LANDAK
[buat SL Chua]
sungguh tutur katamu
mendiri duri-duriku
roma marah semenanya kauakur itu
telah menjdi semawar hangat
sembarangan kaupoloskan cemburu
tanpa cerna meremang iklim keliling
kini dengarkan tajamku menerkam
genta cabar menerjah gegendang!
Abdul Hadi
Angkatan Penyair Kelantan
12 Disembar 2008
sungguh tutur katamu
mendiri duri-duriku
roma marah semenanya kauakur itu
telah menjdi semawar hangat
sembarangan kaupoloskan cemburu
tanpa cerna meremang iklim keliling
kini dengarkan tajamku menerkam
genta cabar menerjah gegendang!
Abdul Hadi
Angkatan Penyair Kelantan
12 Disembar 2008
ANAK RUSA NANI
anak rusa nani
lalu kembang ekor
tanah ini milik kami
orang lain mesti akur
bukan arang sebarang arang
arang kayu si pohon kelat
tuan bukan sebarang tuan
tuan Melayu bangsa berdaulat
negaraku laman sentosa
tempat orang datang berkunjung
bahasaku jiwanya bangsa
adat ditimbang Islam dijunjung.
Abdul Hadi
Angkatan Penyair Kelantan
12 Disembar 2008
lalu kembang ekor
tanah ini milik kami
orang lain mesti akur
bukan arang sebarang arang
arang kayu si pohon kelat
tuan bukan sebarang tuan
tuan Melayu bangsa berdaulat
negaraku laman sentosa
tempat orang datang berkunjung
bahasaku jiwanya bangsa
adat ditimbang Islam dijunjung.
Abdul Hadi
Angkatan Penyair Kelantan
12 Disembar 2008
Thursday, December 11, 2008
KANUN WARISAN
taman ini pusaka bangsa
punya kanun adat susila
tertib sopan jadi warisan
pantang larang jadi batasan
para pedagang datang bertandang
jangan sesekali menghunus pedang
setiap pelaut yang melabuh sauh
usah ghairah mencanang taboh
sesiapa jua menumpang kasih
fahami keajaiban senduduk putih
lembah dan lurah sama dituruni
gunung dan bukit sama didaki
hati gajah sama dilapah
hati kuman sama dicicah
kajang tuan berawan larat
kajang kami berkeris bisa
dagang tuan dagang bersyarat
sedangkan kami pewaris nusa
taman ini pusaka bangsa
punya pewaris pembela nusa
punya sejarah dan warisannya
punya martabat dan kedaulatannya
para pedagang datang bertandang
jangan sesekali berlagak tenggang
setiap pelaut yang melabuh sauh
ketam batu jangan dirempoh
sesiapa jua menumpang kasih
hayati semerbak cempaka putih
sarang tebuan usah dijolok
padi di kepok jangan dirampok
usah kerohkan air di hulu
usah contohi perangai dedalu
terang bulan bayu gemilir
dikala bunian meronda maya
segala perbuatan perlu difikir
sesal kemudian tiada gunanya
taman ini pusaka bangsa
pewarisnya insan amat penyabar
hidup muafakat bersendi iktibar
jangan sesekali mereka dicabar
para pedagang datang bertandang
janganlah melukut di tepi gantang
setiap pelaut yang melabuh sauh
jauhilah perangai si ayam jagoh
sesiapa jua menumpang kasih
ketahuilah rahsia letupan bertih
keris di pinggang jangan disanggah
kadok di junjung jangan dimegah
bintang di langit usah diranggah
bumi dipijak usah diludah
pinang diukir hiasan tembikar
padi dibendang seindah mantera
tenangnya air jangan ditawar
jadi gelombang musnah bahtera
Ruhanie Ahmad
10 Disember 2008
punya kanun adat susila
tertib sopan jadi warisan
pantang larang jadi batasan
para pedagang datang bertandang
jangan sesekali menghunus pedang
setiap pelaut yang melabuh sauh
usah ghairah mencanang taboh
sesiapa jua menumpang kasih
fahami keajaiban senduduk putih
lembah dan lurah sama dituruni
gunung dan bukit sama didaki
hati gajah sama dilapah
hati kuman sama dicicah
kajang tuan berawan larat
kajang kami berkeris bisa
dagang tuan dagang bersyarat
sedangkan kami pewaris nusa
taman ini pusaka bangsa
punya pewaris pembela nusa
punya sejarah dan warisannya
punya martabat dan kedaulatannya
para pedagang datang bertandang
jangan sesekali berlagak tenggang
setiap pelaut yang melabuh sauh
ketam batu jangan dirempoh
sesiapa jua menumpang kasih
hayati semerbak cempaka putih
sarang tebuan usah dijolok
padi di kepok jangan dirampok
usah kerohkan air di hulu
usah contohi perangai dedalu
terang bulan bayu gemilir
dikala bunian meronda maya
segala perbuatan perlu difikir
sesal kemudian tiada gunanya
taman ini pusaka bangsa
pewarisnya insan amat penyabar
hidup muafakat bersendi iktibar
jangan sesekali mereka dicabar
para pedagang datang bertandang
janganlah melukut di tepi gantang
setiap pelaut yang melabuh sauh
jauhilah perangai si ayam jagoh
sesiapa jua menumpang kasih
ketahuilah rahsia letupan bertih
keris di pinggang jangan disanggah
kadok di junjung jangan dimegah
bintang di langit usah diranggah
bumi dipijak usah diludah
pinang diukir hiasan tembikar
padi dibendang seindah mantera
tenangnya air jangan ditawar
jadi gelombang musnah bahtera
Ruhanie Ahmad
10 Disember 2008
Saturday, December 6, 2008
GEGARAN SUARA PRIBUMI
tiba-tiba saja kau jadi geger
menyalak dan melalak
bagaikan anjing menengking bukit
dari satu kampung ke satu tanjung
dengan kata nista menyayat jiwa
bahawa pribumi bukannya pribumi
bahawa Melayu bukannya Melayu
laju-laju perahu laju
hebat menerjah gelora muara
kalau kau lupa hala dan tuju
akibat musnah citra negara
dikau memang bertaraf saudara
tapi bukannya sedarah sedaging
atas ehsan sesama insan
kau diberikan suatu rahmat
menumpang kasih sepanjang hayat
sesudah kapas menjadi benang
tenunlah kain salinan satria
sejarah lepas mesti dikenang
di situlah kelainan antara kita
jadi kau memang bukannya aku
yang darahnya merah senusantara
yang mengenal keris di mana bisanya
yang mengenal ketupat di mana tautnya
yang mengenal pantun di mana seninya
yang mengenal atap di mana sendinya
yang mengenal midin di mana lazatnya
yang mengenal sejarah dan salasilah
penjajah durjana dan kezalimannya
tenunlah kain salinan satria
corak rerama berenda-renda
di situlah kelainan antara kita
walau bersama kita berbeda
demikianlah hakikat kebenarannya
kau memang bukannya aku
bukan Melayu dan bukan pribumi
yang bijak mentafsir kata pujangga
di mana bumi dipijak
di situ langit dijunjung
dan sentiasa bersetia kepada nusa
demi maruah dan kedaulatannya
corak rerama berenda-renda
pita berlarat hiasan perkasa
walau bersama kita berbeda
kita bertekad damai sentiasa
lantas ikrarkanlah kepada diri
perilakumu mestilah sopan
tutur katamu mestilah santun
supaya pribumi dan juga Melayu
tidak tercabar dan hilang sabar
hingga bangkit menggema suara
hingga bersilat membelah angkasa
bujur lalu melintang patah
pantang sekali menyerah kalah
pita berlarat hiasan perkasa
awan tenunan menyegar maya
kita bertekad damai sentiasa
dengan ketulinan ikrar setia
demikianlah gegarnya suara ini
mencegah ribut dan juga taufan
supaya dikau dan juga aku
tidak tumpas ranap binasa
dikala cerah bayangan mentari
anak kerbau mati tertambat
bala musibah jangan dicari
kelak serantau jadi kiamat
Ruhanie Ahmad
5 Disember 2008
menyalak dan melalak
bagaikan anjing menengking bukit
dari satu kampung ke satu tanjung
dengan kata nista menyayat jiwa
bahawa pribumi bukannya pribumi
bahawa Melayu bukannya Melayu
laju-laju perahu laju
hebat menerjah gelora muara
kalau kau lupa hala dan tuju
akibat musnah citra negara
dikau memang bertaraf saudara
tapi bukannya sedarah sedaging
atas ehsan sesama insan
kau diberikan suatu rahmat
menumpang kasih sepanjang hayat
sesudah kapas menjadi benang
tenunlah kain salinan satria
sejarah lepas mesti dikenang
di situlah kelainan antara kita
jadi kau memang bukannya aku
yang darahnya merah senusantara
yang mengenal keris di mana bisanya
yang mengenal ketupat di mana tautnya
yang mengenal pantun di mana seninya
yang mengenal atap di mana sendinya
yang mengenal midin di mana lazatnya
yang mengenal sejarah dan salasilah
penjajah durjana dan kezalimannya
tenunlah kain salinan satria
corak rerama berenda-renda
di situlah kelainan antara kita
walau bersama kita berbeda
demikianlah hakikat kebenarannya
kau memang bukannya aku
bukan Melayu dan bukan pribumi
yang bijak mentafsir kata pujangga
di mana bumi dipijak
di situ langit dijunjung
dan sentiasa bersetia kepada nusa
demi maruah dan kedaulatannya
corak rerama berenda-renda
pita berlarat hiasan perkasa
walau bersama kita berbeda
kita bertekad damai sentiasa
lantas ikrarkanlah kepada diri
perilakumu mestilah sopan
tutur katamu mestilah santun
supaya pribumi dan juga Melayu
tidak tercabar dan hilang sabar
hingga bangkit menggema suara
hingga bersilat membelah angkasa
bujur lalu melintang patah
pantang sekali menyerah kalah
pita berlarat hiasan perkasa
awan tenunan menyegar maya
kita bertekad damai sentiasa
dengan ketulinan ikrar setia
demikianlah gegarnya suara ini
mencegah ribut dan juga taufan
supaya dikau dan juga aku
tidak tumpas ranap binasa
dikala cerah bayangan mentari
anak kerbau mati tertambat
bala musibah jangan dicari
kelak serantau jadi kiamat
Ruhanie Ahmad
5 Disember 2008
Thursday, December 4, 2008
LEGASI KEHANCURAN
kita satu bendera
kita pelbagai rupa
kita wujud dalam batas-batas prasangka
ada puak mencadong tangan pinta dibela
ada kaum menyambar segala apa di depan mata
pengaruh dicari
kuasa dibeli
bukit ditarah
lembah diredah
rimba dipancah
di mana jua kota dan desa
tanpa siapa menghalang nafsunya
dengan kuasa rasuah
ada pihak jadi gabrah dan gelap mata
jadi kalut dan buntu minda
kerana mahu hidup senang
kerana mahu gendutkan perut
mereka tak peduli sama sekali
jika warisan pusaka bangsanya
punah ranah lingkup tergadai
demi pertiwi tercinta ini
sanggupkah kita berdiam diri
dan biarkan segala-galanya
jadi legasi kehancuran bersama?
Ruhanie Ahmad
31 Ogos 2006
kita pelbagai rupa
kita wujud dalam batas-batas prasangka
ada puak mencadong tangan pinta dibela
ada kaum menyambar segala apa di depan mata
pengaruh dicari
kuasa dibeli
bukit ditarah
lembah diredah
rimba dipancah
di mana jua kota dan desa
tanpa siapa menghalang nafsunya
dengan kuasa rasuah
ada pihak jadi gabrah dan gelap mata
jadi kalut dan buntu minda
kerana mahu hidup senang
kerana mahu gendutkan perut
mereka tak peduli sama sekali
jika warisan pusaka bangsanya
punah ranah lingkup tergadai
demi pertiwi tercinta ini
sanggupkah kita berdiam diri
dan biarkan segala-galanya
jadi legasi kehancuran bersama?
Ruhanie Ahmad
31 Ogos 2006
Friday, November 7, 2008
PUISI ALIF BA TA
Alif Ba Ta
Pak Alif hati buta
diinang budak mentah
sana-sini jaja titah
hisap darah macam lintah
rakyat nerana makan antah
Alif Ba Ta
Pak Alif disihir puaka
hingga dia jatuh cinta
dengan kera Arjuna Tapa
mas kahwinnya aneka rupa
denai hijau di jantung kota
bumi saujana di hujung benua
sebuah pulau warisan purba
Alif Ba Ta
Pak Alif pengkhianat nusa
disanggah dia kosongkan takhta
biar tanahair yang amat tercinta
tidak morat-maret dihimpit derita
akibat mata hatinya yang buta
terhadap negara dan kedaulatannya
terhadap rakyat dan kesejahteraannya
Alif Ba Ta
Pak Alif kena nista
dengan analisis berjuta kata
dalam sejarah bangsa merdeka
kerana dia punya angkara
kita semua kehilangan nama
kita semua kehilangan wajah
Alif Ba Ta
adalah agama
adalah bangsa
adalah tanahair tercinta
yang mesti dipertahan dan mesti dibela
sepanjang hayat sepanjang masa
hingga ke akhir titisan darah
pantang sekali menyerah kalah
Ruhanie Ahmad
6 November 2008
Pak Alif hati buta
diinang budak mentah
sana-sini jaja titah
hisap darah macam lintah
rakyat nerana makan antah
Alif Ba Ta
Pak Alif disihir puaka
hingga dia jatuh cinta
dengan kera Arjuna Tapa
mas kahwinnya aneka rupa
denai hijau di jantung kota
bumi saujana di hujung benua
sebuah pulau warisan purba
Alif Ba Ta
Pak Alif pengkhianat nusa
disanggah dia kosongkan takhta
biar tanahair yang amat tercinta
tidak morat-maret dihimpit derita
akibat mata hatinya yang buta
terhadap negara dan kedaulatannya
terhadap rakyat dan kesejahteraannya
Alif Ba Ta
Pak Alif kena nista
dengan analisis berjuta kata
dalam sejarah bangsa merdeka
kerana dia punya angkara
kita semua kehilangan nama
kita semua kehilangan wajah
Alif Ba Ta
adalah agama
adalah bangsa
adalah tanahair tercinta
yang mesti dipertahan dan mesti dibela
sepanjang hayat sepanjang masa
hingga ke akhir titisan darah
pantang sekali menyerah kalah
Ruhanie Ahmad
6 November 2008
CITERA DUKA KOD 888
Sang Dewa itu amat tenat geringnya
dalam tafakur dia berdengkor
disaksikan mentari yang sedang tersungkur
bersama titisan airmatanya di muka dupa
yang membanjiri haruman setanggi
teman setianya sepanjang hari
Tenat sungguh penyakit Sang Dewa
hari-hari dia mengerecoh
hari-hari dia mengeredo
dia mengelindor di dalam terang
mengimbas kenangan di hujung pandangan
sebuah pulau lesap petanya di hujung mata
selengkar bumi musnah miliknya di depan tangga
sebuah kedaulatan musnah digadai tanpa cagaran
sejambak kasih lesi dan layu
di dasar peti keramat yang hilang hikmahnya
Hari ini Sang Dewa perlukan brain transplant
untuk diperindahkan otaknya
biar dia bangkit dan insaf
betapa seluruh anaknya
bingkas menyanggah wasiat tok ayah
dengan tangisan air mata darah
akibat kecewa dan berputih mata
Ruhanie Ahmad
8 Ogos 2008
dalam tafakur dia berdengkor
disaksikan mentari yang sedang tersungkur
bersama titisan airmatanya di muka dupa
yang membanjiri haruman setanggi
teman setianya sepanjang hari
Tenat sungguh penyakit Sang Dewa
hari-hari dia mengerecoh
hari-hari dia mengeredo
dia mengelindor di dalam terang
mengimbas kenangan di hujung pandangan
sebuah pulau lesap petanya di hujung mata
selengkar bumi musnah miliknya di depan tangga
sebuah kedaulatan musnah digadai tanpa cagaran
sejambak kasih lesi dan layu
di dasar peti keramat yang hilang hikmahnya
Hari ini Sang Dewa perlukan brain transplant
untuk diperindahkan otaknya
biar dia bangkit dan insaf
betapa seluruh anaknya
bingkas menyanggah wasiat tok ayah
dengan tangisan air mata darah
akibat kecewa dan berputih mata
Ruhanie Ahmad
8 Ogos 2008
Monday, September 29, 2008
SUARA JIWA DI AIDILFITRI
dalam perantuan usia ini
fajar dan senja
beraneka warna merona hidup
berjuta badai dan gelora
menerjah perjalanan masa
duka nestapa silih berganti
riang ria hanya sesekali
dalam perjalanan usia ini
pertiwiku sentiasa dilukai jiwanya
dicarik-robek percaturan kuasa
insan yang beraja di hati
bersultan di mata
saban purnama
sepanjang musim
entah bila rentinya
dalam pengisian usia ini
pemburuan dan penantian
sentiasa bergerak tanpa noktah
pengorbanan dan pejuangan
adalah kesementaraan yang dimestikan
sebelum aku dipanggil pulang
ke alam perhitungan Illahi
antara dosa dan pahala
antara neraka dan syurga
di alam kekal lagi abadi
RUHANIE AHMAD
Kajang, Selangor
29 September 2008
fajar dan senja
beraneka warna merona hidup
berjuta badai dan gelora
menerjah perjalanan masa
duka nestapa silih berganti
riang ria hanya sesekali
dalam perjalanan usia ini
pertiwiku sentiasa dilukai jiwanya
dicarik-robek percaturan kuasa
insan yang beraja di hati
bersultan di mata
saban purnama
sepanjang musim
entah bila rentinya
dalam pengisian usia ini
pemburuan dan penantian
sentiasa bergerak tanpa noktah
pengorbanan dan pejuangan
adalah kesementaraan yang dimestikan
sebelum aku dipanggil pulang
ke alam perhitungan Illahi
antara dosa dan pahala
antara neraka dan syurga
di alam kekal lagi abadi
RUHANIE AHMAD
Kajang, Selangor
29 September 2008
Friday, September 5, 2008
DALAM MASYARAKAT ORANG TELANJANG
apa lagilah yang tinggal
bagi suatu bangsa
yang kehilangan semalamnya?
keris di pinggang
tak lagi diasap harum kemenyan
tak lagi diusap limau langiran
dan setiap kali terhunus
setiap itu pula ia kembali
tersarung tanpa menikam apa-apa!
makanya
di manakah lagi akan tercari
erti semangat besi kursani
erti keramat daulat pertiwi
erti keperwiraan gagah berani
suatu bangsa bernama Melayu
yang asyik menyanyikan lagu si luncai
yang lemas di tasik kedayusan abadi
duhai Melayu
apakah keris lambang kepahlawananmu
kini cuma sekadar alat
persendaan para sida-sida
di pentas erotika bangsa
di mana berkumpul sang bacul
memuja si khianat bertakhta
di mana si bangang dan sang bahlul
bertemasya merayakan ketuanan mereka
sebagai rakyat tolol
yang tanahairnya kian dogol
dan mandul!
duhai Melayu
apabila suatu bangsa
sudah tidak dapat lagi membezakan
antara kebenaran dan kepalsuan
makanya bangsa itu sudah mula
membuangkan pakaian di tubuh
kerana di dalam masyarakat orang telanjang
yang berpakaian dianggap biadap
dan tidak sopan
syabas saudaraku Anwar Ibrahim
kau masih jua seorang wira
yang tidak membuang pakaianmu
dan obor perjuangan masih jua tetap
benderang di tanganmu!
semoga selamatlah engkau
dalam lindungan ALLAH SWT
yassinsalleh
Permatang Pauh
17 Ogos 2008
bagi suatu bangsa
yang kehilangan semalamnya?
keris di pinggang
tak lagi diasap harum kemenyan
tak lagi diusap limau langiran
dan setiap kali terhunus
setiap itu pula ia kembali
tersarung tanpa menikam apa-apa!
makanya
di manakah lagi akan tercari
erti semangat besi kursani
erti keramat daulat pertiwi
erti keperwiraan gagah berani
suatu bangsa bernama Melayu
yang asyik menyanyikan lagu si luncai
yang lemas di tasik kedayusan abadi
duhai Melayu
apakah keris lambang kepahlawananmu
kini cuma sekadar alat
persendaan para sida-sida
di pentas erotika bangsa
di mana berkumpul sang bacul
memuja si khianat bertakhta
di mana si bangang dan sang bahlul
bertemasya merayakan ketuanan mereka
sebagai rakyat tolol
yang tanahairnya kian dogol
dan mandul!
duhai Melayu
apabila suatu bangsa
sudah tidak dapat lagi membezakan
antara kebenaran dan kepalsuan
makanya bangsa itu sudah mula
membuangkan pakaian di tubuh
kerana di dalam masyarakat orang telanjang
yang berpakaian dianggap biadap
dan tidak sopan
syabas saudaraku Anwar Ibrahim
kau masih jua seorang wira
yang tidak membuang pakaianmu
dan obor perjuangan masih jua tetap
benderang di tanganmu!
semoga selamatlah engkau
dalam lindungan ALLAH SWT
yassinsalleh
Permatang Pauh
17 Ogos 2008
Wednesday, September 3, 2008
ERTI KEMERDEKAAN
merdeka mentafsir diri sendiri
dan bangga pada apa yang ada
masih mahukan harga itu diperjudikan
nasib kita genggam
dengan tangan sendiri
dan segala kudrat kurniaan
kita jalin kekuatan sulaman kasih bangsa
kita didihkan dia dengan tradisi semangat juang
maruah bangsa kita julang ke mercu alam
kita bangunkan suatu tamadun cinta damai
di sini kita ajar anak-anak kita erti sayang
di sini kita tawarkan dunia menaja kemanusiaan
dan bukan alat peperangan
dunia belajar erti merdeka sejati
mempelajari dan menerima segala perbezaan
merdeka menafsir hidup tanpa paksaan kuasa
di sini kita yakin segalanya boleh
di sini kita yakin segalanya boleh
itulah erti kemerdekaan
perjuangan ini mesti diteruskan
Mika Angel-0
31 Ogos 2008
dan bangga pada apa yang ada
masih mahukan harga itu diperjudikan
nasib kita genggam
dengan tangan sendiri
dan segala kudrat kurniaan
kita jalin kekuatan sulaman kasih bangsa
kita didihkan dia dengan tradisi semangat juang
maruah bangsa kita julang ke mercu alam
kita bangunkan suatu tamadun cinta damai
di sini kita ajar anak-anak kita erti sayang
di sini kita tawarkan dunia menaja kemanusiaan
dan bukan alat peperangan
dunia belajar erti merdeka sejati
mempelajari dan menerima segala perbezaan
merdeka menafsir hidup tanpa paksaan kuasa
di sini kita yakin segalanya boleh
di sini kita yakin segalanya boleh
itulah erti kemerdekaan
perjuangan ini mesti diteruskan
Mika Angel-0
31 Ogos 2008
ANUGERAH PUTERA DI HARI MERDEKA
aku pewaris bumi merdeka ini
aku putera akulah raja
aku takhta akulah kuasa
aku putera segala putera
aku raja segala raja
aku takhta di sebalik persada
aku kuasa di sebalik kuasa
aku pewaris bumi merdeka
aku bukan generasi kolot insan nasionalis
aku progresif lambang manusia universalis
aku tak punya apa-apa prejudis
walau kepada pelacur kiasu berbadan hamis
biar kepada sundal manis proksi zionis
ayahku insan budiman yang cukup agung
minda rapi disalut kepompong
dunianya asing dan amat terkepong
kerana dia mahu cari hidup yang rampong
tanpa harta bertimbun-timbun untuk jadi kaya
tanpa wang berjuta-juta untuk berfoya-foya
demi cintanya pada Al-Ghazali dan Al-Shafie
demi cintanya kepada rahsia kitab suci
demi cintanya kepada rahsia sunnah nabi
dia cipta Islam hadhari
dia hanya cari hidup penuh erti
dia hanya mahu hidup damai dan abadi
akulah pewaris mutlak bumi merdeka ini
aku puteranya aku rajanya
aku takhtanya aku kuasanya
sempena hari kemerdekaan ini
silakanlah mari ke mari
pilihlah dan ambillah
ambillah apa sahaja yang kau gemari
ayahku pasti akan setuju
ayahku pasti akan beri
kau mau pulau
ambillah Pulau Batu Puteh
kau mau tanah
ambillah bumi Iskandar Malaysia
kau mau selat
ambillah jaluran Selat Melaka
kau mau kota yang masyhor
ambillah seluruh Kuala Lumpur
kau mau takhta
ambil saja takhta ayahku di Putrajaya
ayuh ambillah semuanya secara gratis
ayahku tak akan hirau
ayahku tan akan nangis
dia tak akan peduli
kalau engkau pelacur kiasu berbadan hamis
dia tak akan peduli
kalau engkau sundal manis proksi zionis
esok, lusa, tulat dan bila-bila
datang lagilah pelacur kiasu berbadan hamis
datang lagilah sundal manis proksi zionis
ambillah apa lagi semuanya gratis
peduli apa rakyat jelata menyalak bukit
persetankan mereka terjerit terlolong
di merata lorong di segenap kampung
ayahku tetap bahagia di istana kepompong
aku pewaris bumi merdeka ini
aku putera aku raja
aku persada aku kuasa
citera sejarah bumi merdeka ini
kau corak warnakanlah secara gratis
selagi kau pelacur kiasu berbadan hamis
selagi kau sundal manis proksi zionis
terus meladeni aku dengan aneka juadah nafsu
di atas hamparan intan berlian bergemerlapan
buat aku juga damai abadi sebelum mati
aku pewaris bumi merdeka ini
aku putera akulah raja
aku takhta akulah kuasa
aku putera segala putera
aku raja segala raja
aku takhta di sebalik persada
aku kuasa di sebalik kuasa
siapa berani menggugat aku
siapa berani menyingkirkan aku
selagi aku masih bercumbu mesra
dengan pelacur kiasu berbadan hamis
selagi aku masih mabuk asmara
bersama sundal manis proksi zionis
MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!
Ruhanie Ahmad
Kajang, Selangor
30 Ogos 2008
[dideklamasikan di majlis puisi anjuran Prima pada 30 Ogos 2008]
aku putera akulah raja
aku takhta akulah kuasa
aku putera segala putera
aku raja segala raja
aku takhta di sebalik persada
aku kuasa di sebalik kuasa
aku pewaris bumi merdeka
aku bukan generasi kolot insan nasionalis
aku progresif lambang manusia universalis
aku tak punya apa-apa prejudis
walau kepada pelacur kiasu berbadan hamis
biar kepada sundal manis proksi zionis
ayahku insan budiman yang cukup agung
minda rapi disalut kepompong
dunianya asing dan amat terkepong
kerana dia mahu cari hidup yang rampong
tanpa harta bertimbun-timbun untuk jadi kaya
tanpa wang berjuta-juta untuk berfoya-foya
demi cintanya pada Al-Ghazali dan Al-Shafie
demi cintanya kepada rahsia kitab suci
demi cintanya kepada rahsia sunnah nabi
dia cipta Islam hadhari
dia hanya cari hidup penuh erti
dia hanya mahu hidup damai dan abadi
akulah pewaris mutlak bumi merdeka ini
aku puteranya aku rajanya
aku takhtanya aku kuasanya
sempena hari kemerdekaan ini
silakanlah mari ke mari
pilihlah dan ambillah
ambillah apa sahaja yang kau gemari
ayahku pasti akan setuju
ayahku pasti akan beri
kau mau pulau
ambillah Pulau Batu Puteh
kau mau tanah
ambillah bumi Iskandar Malaysia
kau mau selat
ambillah jaluran Selat Melaka
kau mau kota yang masyhor
ambillah seluruh Kuala Lumpur
kau mau takhta
ambil saja takhta ayahku di Putrajaya
ayuh ambillah semuanya secara gratis
ayahku tak akan hirau
ayahku tan akan nangis
dia tak akan peduli
kalau engkau pelacur kiasu berbadan hamis
dia tak akan peduli
kalau engkau sundal manis proksi zionis
esok, lusa, tulat dan bila-bila
datang lagilah pelacur kiasu berbadan hamis
datang lagilah sundal manis proksi zionis
ambillah apa lagi semuanya gratis
peduli apa rakyat jelata menyalak bukit
persetankan mereka terjerit terlolong
di merata lorong di segenap kampung
ayahku tetap bahagia di istana kepompong
aku pewaris bumi merdeka ini
aku putera aku raja
aku persada aku kuasa
citera sejarah bumi merdeka ini
kau corak warnakanlah secara gratis
selagi kau pelacur kiasu berbadan hamis
selagi kau sundal manis proksi zionis
terus meladeni aku dengan aneka juadah nafsu
di atas hamparan intan berlian bergemerlapan
buat aku juga damai abadi sebelum mati
aku pewaris bumi merdeka ini
aku putera akulah raja
aku takhta akulah kuasa
aku putera segala putera
aku raja segala raja
aku takhta di sebalik persada
aku kuasa di sebalik kuasa
siapa berani menggugat aku
siapa berani menyingkirkan aku
selagi aku masih bercumbu mesra
dengan pelacur kiasu berbadan hamis
selagi aku masih mabuk asmara
bersama sundal manis proksi zionis
MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!
Ruhanie Ahmad
Kajang, Selangor
30 Ogos 2008
[dideklamasikan di majlis puisi anjuran Prima pada 30 Ogos 2008]
Tuesday, February 12, 2008
Ini Mantera Sang Nila Utama
Buat Orang Yang Gila Kuasa
wahai sekalian rakyat jelata
inilah mantera sang nila utama
mantera manusia yang gila kuasa
mantera milik singa bersisik
singa kesayangan raja temasik
raja terpintar di hujung benua
wahai ratu segala jin
dikaulah jin yang baru kawin
wahai setan segala setan
mullahkali rajanya setan
wahai iblis segala iblis
iblis zionis yang amat kenis
wahai puaka segala puaka
puaka kuanyu paling durjana
wahai dajal segala dajal
dajal airi dajal terhandal
wahai hantu segala hantu
patriklimo proksinya hantu
seluruh jin dan seluruh setan
semua iblis dan semua puaka
segala dajal dan segala hantu
berilah restu sudilah bantu
bantulah boneka kesayangan beta
boneka perdana yang duduk bertakhta
sedang lemas dilanda gelora
duhai dewa singa temasik
kaulah raja segala dewa
kaulah singa paling perkasa
bantulah beta tolonglah beta
musnahkan segera gelora kuning
tolonglah beta bantulah beta
rentikan segera gelora rakyat
tolonglah beta bantulah beta
boneka perdana duduk bertakhta
lindungilah kuasanya sepanjang hayat
duhai boneka kesayangan beta
dikau adalah boneka perdana
inilah mantera segala mantera
mantera purba sang nila utama
mantera orang yang gila kuasa
mantera warisan raja temasik
boneka perdana buah hati beta
dengarlah kehendak mantera ini
mesti akur kepada ikrar
mesti setia kepada janji
raja temasik jangan dibenci
khianati baginda jangan sekali
wahai dikau boneka perdana
inilah perintah raja temasik
dengarlah dengan sepenuh asyik
jika tidak takhtamu terbalik
inilah kisahnya perintah baginda
binalah taman di tanjung puteri
supaya singanya bercanda ria
memburu habuan sesuka hati
satu lagi titah baginda
bukalah bendang di jantung kota
tempat warganya bersawah huma
tanpa halangan dari sesiapa
duhai dikau boneka perdana
demikianlah mantera sang nila utama
mantera bingkisan raja temasik
raja terpintar di hujung benua
engkar jangan khianat pun jangan
jika engkar bahteramu ku bakar
jika khianat dikau dilaknat
jika gagal lehermu ku penggal
duhai datuk boneka perdana
demikian sudahnya mantera diperi
mantera titah raja temasik
yang lindungi dikau perintah negeri
titah baginda mesti kau taati
kuasa baginda mesti kau sanjungi
dan jangan kau lupa waima sekali
dalam rahsia kita berkongsi negeri
di langit tinggi baginda sembunyi
menghitung laba sepanjang hari
Ruhanie Ahmad
Kajang
10 Januari 2008
[versi ini disunting pada 12.2.8]
Buat Orang Yang Gila Kuasa
wahai sekalian rakyat jelata
inilah mantera sang nila utama
mantera manusia yang gila kuasa
mantera milik singa bersisik
singa kesayangan raja temasik
raja terpintar di hujung benua
wahai ratu segala jin
dikaulah jin yang baru kawin
wahai setan segala setan
mullahkali rajanya setan
wahai iblis segala iblis
iblis zionis yang amat kenis
wahai puaka segala puaka
puaka kuanyu paling durjana
wahai dajal segala dajal
dajal airi dajal terhandal
wahai hantu segala hantu
patriklimo proksinya hantu
seluruh jin dan seluruh setan
semua iblis dan semua puaka
segala dajal dan segala hantu
berilah restu sudilah bantu
bantulah boneka kesayangan beta
boneka perdana yang duduk bertakhta
sedang lemas dilanda gelora
duhai dewa singa temasik
kaulah raja segala dewa
kaulah singa paling perkasa
bantulah beta tolonglah beta
musnahkan segera gelora kuning
tolonglah beta bantulah beta
rentikan segera gelora rakyat
tolonglah beta bantulah beta
boneka perdana duduk bertakhta
lindungilah kuasanya sepanjang hayat
duhai boneka kesayangan beta
dikau adalah boneka perdana
inilah mantera segala mantera
mantera purba sang nila utama
mantera orang yang gila kuasa
mantera warisan raja temasik
boneka perdana buah hati beta
dengarlah kehendak mantera ini
mesti akur kepada ikrar
mesti setia kepada janji
raja temasik jangan dibenci
khianati baginda jangan sekali
wahai dikau boneka perdana
inilah perintah raja temasik
dengarlah dengan sepenuh asyik
jika tidak takhtamu terbalik
inilah kisahnya perintah baginda
binalah taman di tanjung puteri
supaya singanya bercanda ria
memburu habuan sesuka hati
satu lagi titah baginda
bukalah bendang di jantung kota
tempat warganya bersawah huma
tanpa halangan dari sesiapa
duhai dikau boneka perdana
demikianlah mantera sang nila utama
mantera bingkisan raja temasik
raja terpintar di hujung benua
engkar jangan khianat pun jangan
jika engkar bahteramu ku bakar
jika khianat dikau dilaknat
jika gagal lehermu ku penggal
duhai datuk boneka perdana
demikian sudahnya mantera diperi
mantera titah raja temasik
yang lindungi dikau perintah negeri
titah baginda mesti kau taati
kuasa baginda mesti kau sanjungi
dan jangan kau lupa waima sekali
dalam rahsia kita berkongsi negeri
di langit tinggi baginda sembunyi
menghitung laba sepanjang hari
Ruhanie Ahmad
Kajang
10 Januari 2008
[versi ini disunting pada 12.2.8]
Simfoni Biru
[buat nusa dan bangsa]
Wajah-wajah biru meraih rindu
jari-jari kaku mengarca duka
denyut kalbu membekam pilu
gelora jiwa membara nestapa
menyusun nada
menggembleng tekad
menyunting madah
menggerak tapak
meledak suara
maka terlerailah kealpaan
anak-anak bangsa
sedikit demi sedikit
mereka bangkit dan mereka menjerit
dengan lalintar jadi pedangnya
dentuman guntur gendang perangnya
mereka menyerang
mereka menendang
dan mereka menerajang
seluruh boneka di persada kuasa
hingga rebah mentari dan bulan
terjelapak di kaki sejarah yang parah
di bawah sayupnya rona pelangi
bercandalah jutaan rakyat jelata
mendendangkan irama simfoni biru
sambil memahatkan belasungkawa
pada suatu kematian
nakhoda sasau empayer mungkar
yang tersungkur hina di lembah nafsu
di bawah kibaran panji satria
berikrarlah anak-anak desa dan kota
dengan kata janji setia
membela ibunda yang lama derita
merindukan pembelaan
yang murni dan abadi
Ruhanie Ahmad & Yassinsalleh
Kajang
Disember 2007
[buat nusa dan bangsa]
Wajah-wajah biru meraih rindu
jari-jari kaku mengarca duka
denyut kalbu membekam pilu
gelora jiwa membara nestapa
menyusun nada
menggembleng tekad
menyunting madah
menggerak tapak
meledak suara
maka terlerailah kealpaan
anak-anak bangsa
sedikit demi sedikit
mereka bangkit dan mereka menjerit
dengan lalintar jadi pedangnya
dentuman guntur gendang perangnya
mereka menyerang
mereka menendang
dan mereka menerajang
seluruh boneka di persada kuasa
hingga rebah mentari dan bulan
terjelapak di kaki sejarah yang parah
di bawah sayupnya rona pelangi
bercandalah jutaan rakyat jelata
mendendangkan irama simfoni biru
sambil memahatkan belasungkawa
pada suatu kematian
nakhoda sasau empayer mungkar
yang tersungkur hina di lembah nafsu
di bawah kibaran panji satria
berikrarlah anak-anak desa dan kota
dengan kata janji setia
membela ibunda yang lama derita
merindukan pembelaan
yang murni dan abadi
Ruhanie Ahmad & Yassinsalleh
Kajang
Disember 2007
Menghitung Mimpi
di malam sepi
ku hitung bingkisan berjuta mimpi
tentang darjat dan pangkat
tentang harta dan kuasa
kerana aku mahu jadi kaya raya
dalam sekelip mata
lantas kerkerawanganlah
kunang-kunang di ruang mata
memancar sinar aneka warna
dengan wajah iblis dan setan
menjelma gilir giliran
dengan gayanya
lenterik-lenterik
halus dan lembut
bagaikan sutera
membalut jiwa yang kerinduan
setan seksi pun membisik madah:
kalau mau jadi kaya dengan sekelip mata
gadaikan saja maruah bangsa
biar kepada siapa jangan dikira
khaznah akan datang melempah ruah
bagaikan panen padi di bendang lembah
iblis genit pula membisik bicara:
bukan susah nak jadi senang
lemparkan saja harga diri ke dalam longkang
gadaikan jiwa dan ragamu
kepada siapa jangan dibilang
pasti bergumpal-gumpal harta datang bertandang
melonjakkan martabat jadi terbilang
sejuta lagi setan seksi
dan berjuta-juta iblis genit
berebut-rebut memberikan petua
untuk jadi kaya raya
dengan sekelip mata
hingga aku jadi bingung dan buntu
dan seluruh mimpi ku layu lesu
digoda nafsu mata keranjang
lantas terlenalah aku
dalam dakapan berjuta mimpi
dan berjuta petua
mahu jadi kaya raya
dalam sekelip mata
ikut versi setan dan iblis
yang amat menyesatkan
di hujung penasaran itu
aku diulit suara merdu
membisikkan nada keramah ke rongga jiwa
dengan penuh kasih dan sayang:
kayakanlah diri dengan keluhuran budi
kayakanlah diri dengan kehalusan bahasa
kayakanlah diri dengan ketulusan jiwa
kayakanlah diri dengan kemurnian peribadi
kayakanlah diri dengan tekad suci
kayakanlah diri dengan pengabdian kepada Illahi
yang maha kaya
maha pemurah
maha pengampun
maha mengerti
maha berkuasa
maka akan kayalah dirimu
dengan limpahan rahmat dan hidayah
serta petunjukNya yang lurus
sepanjang hayat
Ruhanie Ahmad
Country Heights
5 Februari 2008
di malam sepi
ku hitung bingkisan berjuta mimpi
tentang darjat dan pangkat
tentang harta dan kuasa
kerana aku mahu jadi kaya raya
dalam sekelip mata
lantas kerkerawanganlah
kunang-kunang di ruang mata
memancar sinar aneka warna
dengan wajah iblis dan setan
menjelma gilir giliran
dengan gayanya
lenterik-lenterik
halus dan lembut
bagaikan sutera
membalut jiwa yang kerinduan
setan seksi pun membisik madah:
kalau mau jadi kaya dengan sekelip mata
gadaikan saja maruah bangsa
biar kepada siapa jangan dikira
khaznah akan datang melempah ruah
bagaikan panen padi di bendang lembah
iblis genit pula membisik bicara:
bukan susah nak jadi senang
lemparkan saja harga diri ke dalam longkang
gadaikan jiwa dan ragamu
kepada siapa jangan dibilang
pasti bergumpal-gumpal harta datang bertandang
melonjakkan martabat jadi terbilang
sejuta lagi setan seksi
dan berjuta-juta iblis genit
berebut-rebut memberikan petua
untuk jadi kaya raya
dengan sekelip mata
hingga aku jadi bingung dan buntu
dan seluruh mimpi ku layu lesu
digoda nafsu mata keranjang
lantas terlenalah aku
dalam dakapan berjuta mimpi
dan berjuta petua
mahu jadi kaya raya
dalam sekelip mata
ikut versi setan dan iblis
yang amat menyesatkan
di hujung penasaran itu
aku diulit suara merdu
membisikkan nada keramah ke rongga jiwa
dengan penuh kasih dan sayang:
kayakanlah diri dengan keluhuran budi
kayakanlah diri dengan kehalusan bahasa
kayakanlah diri dengan ketulusan jiwa
kayakanlah diri dengan kemurnian peribadi
kayakanlah diri dengan tekad suci
kayakanlah diri dengan pengabdian kepada Illahi
yang maha kaya
maha pemurah
maha pengampun
maha mengerti
maha berkuasa
maka akan kayalah dirimu
dengan limpahan rahmat dan hidayah
serta petunjukNya yang lurus
sepanjang hayat
Ruhanie Ahmad
Country Heights
5 Februari 2008
Monday, February 11, 2008
Kuntum-Kuntum Rindu
kau adalah kuntum-kuntum mawar
segar bugar bermandi embun
riang ria bermandi cahaya
bersama fajar menebar rindu
pada nusa dan keperkasaannya
kau adalah lambaian mesra
pepohon nyior warisan bangsa
yang menitipkan nostalgia
pada alam dan manusia
bersama puputan bayu
menerjah wajah petani desa
yang rela mati dibakar mentari
kau adalah
bunga-bunga kasih di taman istana
yang memayungi warga nusa
mengibarkan panji setia
menggema suara menjunjung bara
dalam perjuangan memetik rindu
dari pepohon sejarah layu
yang kehilangan paksi keindukannya
kau adalah anak-anak tanpa wajah
anak-anak tanpa nama
yang berjiwa besar
mahu memagarkan berjuta bintang
ke setiap liku ukiran mahkota
biar sinarnya meyirna jagat
hingga kilatnya menyula maya
sampai kilaunya memanah mega
kau adalah kita
pemuisi dhaif yang mencipta madah
dalam perjalanan penuh sepi
mengutip kuntum-kuntum rindu
dijadikan ramuan penawar sakti
memulihkan semangat nusa bangsa
yang mutakhir ini dalam keresahan
dengan citra warna duka nestapa
dan kepura-puraan iblis perdana
Ruhanie Ahmad
Country Heights
29 Oktober 2007
kau adalah kuntum-kuntum mawar
segar bugar bermandi embun
riang ria bermandi cahaya
bersama fajar menebar rindu
pada nusa dan keperkasaannya
kau adalah lambaian mesra
pepohon nyior warisan bangsa
yang menitipkan nostalgia
pada alam dan manusia
bersama puputan bayu
menerjah wajah petani desa
yang rela mati dibakar mentari
kau adalah
bunga-bunga kasih di taman istana
yang memayungi warga nusa
mengibarkan panji setia
menggema suara menjunjung bara
dalam perjuangan memetik rindu
dari pepohon sejarah layu
yang kehilangan paksi keindukannya
kau adalah anak-anak tanpa wajah
anak-anak tanpa nama
yang berjiwa besar
mahu memagarkan berjuta bintang
ke setiap liku ukiran mahkota
biar sinarnya meyirna jagat
hingga kilatnya menyula maya
sampai kilaunya memanah mega
kau adalah kita
pemuisi dhaif yang mencipta madah
dalam perjalanan penuh sepi
mengutip kuntum-kuntum rindu
dijadikan ramuan penawar sakti
memulihkan semangat nusa bangsa
yang mutakhir ini dalam keresahan
dengan citra warna duka nestapa
dan kepura-puraan iblis perdana
Ruhanie Ahmad
Country Heights
29 Oktober 2007
Sunday, January 20, 2008
Pantun Rakyat
padi diruntun di manjalara
menyeri ukiran jejambat kota
ini pantun penglipurlara
bagi hiburan rakyat jelata
indah santun perwira desa
resmi kesayangan inderapura
kisah pantun dewa berkuasa
di bumi kayangan bonekapura
dupa cendana pemuja jiwa
penuh seni merawi restu
boneka perdana si raja dewa
si jin serani sang dewi ratu
langkasari tempat kembara
dusun mainan si puteramaya
boneka dipagari empat bentara
susun hidupan hamba sahaya
rama-rama penyeri batu
mewarna maya indah berseri
bentara utama si dewi ratu
bentara dua namanya khairy
segara lingga kuala sedili
kuala langkat tasik duniawi
bentara tiga si mullahkali
bentara empat patrick badawi
duri siakap juadah tertua
himpun hidangan selera pura
ini rangkap madah petua
rukun kayangan bonekapura
pulau akar teluk belungkur
kota istirehat pari cendana
kalau sukar untuk berdengkur
minta nasihat boneka perdana
sampan kolek layar sehasta
belah segara tanpa berenjin
idamkan projek berjuta-juta
pujuklah mesra maharatu jin
tambak johor tanjung puteri
kota idaman aman saujana
hendak masyhor cari khairy
jika enggan badan merana
dari bentan ke inderagiri
perahu sarat si padi paya
lobi setan si mullahkali
tentu sangat menjadi kaya
beringin jati jangan diraut
sakti bijak anak langkawi
teringin jadi jutawan laut
ikuti jejak patrick badawi
di tanjung katong airnya biru
tempat berkelah si anak dara
kalau kantong kering berdebu
cepat rompaklah ke ecm libra
ombak berkocak di pantai irama
tempat berkelah melerai saraf
hendak bijak bermain drama
cepat carilah sang dewa hindraf
teluk datai indah saujana
wilayah pusaka dewi kemasik
untuk gadai maruah negara
carilah puaka dari temasik
simpang kiri kota belantara
taman pendita keris berjunjung
ku akhiri kata penglipurlara
dengan kata tanpa penghujung
kota sagil di pinggir lembah
kota tempat dewa bersinggah
dewa adil dewa disembah
dewa khianat dewa disanggah?
Ruhanie Ahmad
Kajang
19 Januari 2008-01-20
[dideklamasikan di majlis puisi seri Gombak, Selangor]
padi diruntun di manjalara
menyeri ukiran jejambat kota
ini pantun penglipurlara
bagi hiburan rakyat jelata
indah santun perwira desa
resmi kesayangan inderapura
kisah pantun dewa berkuasa
di bumi kayangan bonekapura
dupa cendana pemuja jiwa
penuh seni merawi restu
boneka perdana si raja dewa
si jin serani sang dewi ratu
langkasari tempat kembara
dusun mainan si puteramaya
boneka dipagari empat bentara
susun hidupan hamba sahaya
rama-rama penyeri batu
mewarna maya indah berseri
bentara utama si dewi ratu
bentara dua namanya khairy
segara lingga kuala sedili
kuala langkat tasik duniawi
bentara tiga si mullahkali
bentara empat patrick badawi
duri siakap juadah tertua
himpun hidangan selera pura
ini rangkap madah petua
rukun kayangan bonekapura
pulau akar teluk belungkur
kota istirehat pari cendana
kalau sukar untuk berdengkur
minta nasihat boneka perdana
sampan kolek layar sehasta
belah segara tanpa berenjin
idamkan projek berjuta-juta
pujuklah mesra maharatu jin
tambak johor tanjung puteri
kota idaman aman saujana
hendak masyhor cari khairy
jika enggan badan merana
dari bentan ke inderagiri
perahu sarat si padi paya
lobi setan si mullahkali
tentu sangat menjadi kaya
beringin jati jangan diraut
sakti bijak anak langkawi
teringin jadi jutawan laut
ikuti jejak patrick badawi
di tanjung katong airnya biru
tempat berkelah si anak dara
kalau kantong kering berdebu
cepat rompaklah ke ecm libra
ombak berkocak di pantai irama
tempat berkelah melerai saraf
hendak bijak bermain drama
cepat carilah sang dewa hindraf
teluk datai indah saujana
wilayah pusaka dewi kemasik
untuk gadai maruah negara
carilah puaka dari temasik
simpang kiri kota belantara
taman pendita keris berjunjung
ku akhiri kata penglipurlara
dengan kata tanpa penghujung
kota sagil di pinggir lembah
kota tempat dewa bersinggah
dewa adil dewa disembah
dewa khianat dewa disanggah?
Ruhanie Ahmad
Kajang
19 Januari 2008-01-20
[dideklamasikan di majlis puisi seri Gombak, Selangor]
Ini Mantera Sang Nila Utama
Buat Orang Yang Gila Kuasa
madah pembuka mantera purba
mantera hikayat sang nila utama
mantera manusia yang gila kuasa
mantera pendinding boneka perdana
wahai sang ratu segala jin
dikaulah jin yang baru kawin
wahai setan segala setan
mullahkali rajanya setan
wahai iblis segala iblis
iblis belukar yang amat angkar
wahai puaka segala puaka
puaka kuanyu puaka buana
wahai dajal segala dajal
dajal putera dajal terhandal
wahailah hantu segala hantu
hantu monsooncup dari terengganu
berilah restu sudilah bantu
bantulah boneka kesayangan beta
boneka perdana duduk bertakhta
sedang lemas dilanda gelora
wahai sekalian rakyat jelata
inilah mantera sang nila utama
mantera manusia yang gila kuasa
sik-sik singa bersisik
singa milik raja temasik
sik-sik singa bersisik
singa perkasa pemusnah bala
berilah izin
berilah restu
bantulah boneka kesayangan beta
boneka perdana duduk bertakhta
sedang merana dirubung gerhana
duhai sang dewa singa bersisik
kaulah raja segala singa
kaulah singa paling perkasa
bantulah beta
tolonglah beta
musnahkan segera gelora kuning
tolonglah beta
bantulah beta
rentikan segera gelora rakyat
tolonglah beta
bantulah beta
boneka perdana duduk bertakhta
berikanlah kuasa sepanjang hayat
duhai boneka kesayangan beta
dikau adalah boneka perdana
inilah mantera segala mantera
mantera purba sang nila utama
mantera orang yang gila kuasa
mantera warisan raja temasik
pemilik singa bersisik-sisik
boneka perdana buah hati beta
dengarlah kehendak mantera ini
mesti akur kepada ikrar
mesti setia kepada janji
raja temasik jangan dibenci
khianati baginda jangan sekali
wahai dikau boneka perdana
inilah perintah raja temasik
pemilik singa bersisik-sisik
dengarlah dengan sepenuh asyik
jika tidak takhtamu terbalik
raf-raf sang dewa hindraf
segeralah bantu boneka perdana
wahai dikau sang dewa hindraf
pulihkanlah segala sendi dan saraf
raf-raf sang dewa hindraf
segeralah bantu boneka perdana
wahai dikau sang dewa hindraf
bantulah dia terus berkuasa
hanya padamu sang dewa hindraf
raja temasik amat mengharap
semahlah gelanggang mulakan karenah
aksi yang keras aksi yang ganas
juga padamu sang dewa hindraf
dajal putera juga mengharap
susunlah langkah mulakan derap
rapi dan licik jangan tersilap
raf-raf sang dewa hindraf
boneka perdana mesti digilap
raja temasik singa perkasa
arahkan dikau gegarkan dunia
duhai datuk boneka perdana
sang dewa hindraf pelindung anda
duhai anakanda dajal putera
sang dewa hindraf sahabat anda
ratu jin yang baru kawin
sang dewa hindraf bukannya lilin
mullahkali siraja setan
sang dewa hindraf buatlah rakan
susunlah gerak sampai berjaya
ikutlah perintah raja temasik
pemilik singa bersisik-sisik
duhai dikau boneka perdana
juga anakanda dajal putera
inilah mantera sang nila utama
mantera warisan raja temasik
engkar jangan khianat pun jangan
jika engkar bahteramu karam
jika khianat dikau dilaknat
jika gagal leher dipenggal
sik-sik singa bersisik
raf-raf sang dewa hindraf
demikian akhirnya mantera kuasa
mantera kuno sangat mujarab
sik-sik singa bersisik
singa milik raja temasik
raf-raf sang dewa hindraf
dikaulah wakil segala harap
dajal putera pewaris takhta
ciptalah nama taburlah jasa
boneka perdana kesayangan beta
jangan dibiarkan tercemar nama
wahai dikau singa bersisik
bersama-sama sang dewa hindraf
inilah akhirnya mantera kuasa
mantera purba sang nila utama
sik-sik singa bersisik
singa milik raja temasik
raf-raf sang dewa hindraf
dewa pembela menjunjung harap
dajal putera pewaris takhta
boneka perdana kesayangan beta
mesti dibantu mesti dijaga
raja temasik pemilik mantera
mesti ditaati sepanjang usia
tamat sudah mantera diperi
sang nila utama bermohon pergi
sang dewa hindraf mengganti diri
sang dajal putera bentara negeri
raja temasik yang disanjungi
dalam rahsia berkongsi negeri
di langit tinggi sembunyi diri
menghitung laba sepanjang hari
Ruhanie Ahmad
Kajang
10 Januari 2008
[Dideklimasikan di Rumah Pena KL, 11 Januari 2008]
Buat Orang Yang Gila Kuasa
madah pembuka mantera purba
mantera hikayat sang nila utama
mantera manusia yang gila kuasa
mantera pendinding boneka perdana
wahai sang ratu segala jin
dikaulah jin yang baru kawin
wahai setan segala setan
mullahkali rajanya setan
wahai iblis segala iblis
iblis belukar yang amat angkar
wahai puaka segala puaka
puaka kuanyu puaka buana
wahai dajal segala dajal
dajal putera dajal terhandal
wahailah hantu segala hantu
hantu monsooncup dari terengganu
berilah restu sudilah bantu
bantulah boneka kesayangan beta
boneka perdana duduk bertakhta
sedang lemas dilanda gelora
wahai sekalian rakyat jelata
inilah mantera sang nila utama
mantera manusia yang gila kuasa
sik-sik singa bersisik
singa milik raja temasik
sik-sik singa bersisik
singa perkasa pemusnah bala
berilah izin
berilah restu
bantulah boneka kesayangan beta
boneka perdana duduk bertakhta
sedang merana dirubung gerhana
duhai sang dewa singa bersisik
kaulah raja segala singa
kaulah singa paling perkasa
bantulah beta
tolonglah beta
musnahkan segera gelora kuning
tolonglah beta
bantulah beta
rentikan segera gelora rakyat
tolonglah beta
bantulah beta
boneka perdana duduk bertakhta
berikanlah kuasa sepanjang hayat
duhai boneka kesayangan beta
dikau adalah boneka perdana
inilah mantera segala mantera
mantera purba sang nila utama
mantera orang yang gila kuasa
mantera warisan raja temasik
pemilik singa bersisik-sisik
boneka perdana buah hati beta
dengarlah kehendak mantera ini
mesti akur kepada ikrar
mesti setia kepada janji
raja temasik jangan dibenci
khianati baginda jangan sekali
wahai dikau boneka perdana
inilah perintah raja temasik
pemilik singa bersisik-sisik
dengarlah dengan sepenuh asyik
jika tidak takhtamu terbalik
raf-raf sang dewa hindraf
segeralah bantu boneka perdana
wahai dikau sang dewa hindraf
pulihkanlah segala sendi dan saraf
raf-raf sang dewa hindraf
segeralah bantu boneka perdana
wahai dikau sang dewa hindraf
bantulah dia terus berkuasa
hanya padamu sang dewa hindraf
raja temasik amat mengharap
semahlah gelanggang mulakan karenah
aksi yang keras aksi yang ganas
juga padamu sang dewa hindraf
dajal putera juga mengharap
susunlah langkah mulakan derap
rapi dan licik jangan tersilap
raf-raf sang dewa hindraf
boneka perdana mesti digilap
raja temasik singa perkasa
arahkan dikau gegarkan dunia
duhai datuk boneka perdana
sang dewa hindraf pelindung anda
duhai anakanda dajal putera
sang dewa hindraf sahabat anda
ratu jin yang baru kawin
sang dewa hindraf bukannya lilin
mullahkali siraja setan
sang dewa hindraf buatlah rakan
susunlah gerak sampai berjaya
ikutlah perintah raja temasik
pemilik singa bersisik-sisik
duhai dikau boneka perdana
juga anakanda dajal putera
inilah mantera sang nila utama
mantera warisan raja temasik
engkar jangan khianat pun jangan
jika engkar bahteramu karam
jika khianat dikau dilaknat
jika gagal leher dipenggal
sik-sik singa bersisik
raf-raf sang dewa hindraf
demikian akhirnya mantera kuasa
mantera kuno sangat mujarab
sik-sik singa bersisik
singa milik raja temasik
raf-raf sang dewa hindraf
dikaulah wakil segala harap
dajal putera pewaris takhta
ciptalah nama taburlah jasa
boneka perdana kesayangan beta
jangan dibiarkan tercemar nama
wahai dikau singa bersisik
bersama-sama sang dewa hindraf
inilah akhirnya mantera kuasa
mantera purba sang nila utama
sik-sik singa bersisik
singa milik raja temasik
raf-raf sang dewa hindraf
dewa pembela menjunjung harap
dajal putera pewaris takhta
boneka perdana kesayangan beta
mesti dibantu mesti dijaga
raja temasik pemilik mantera
mesti ditaati sepanjang usia
tamat sudah mantera diperi
sang nila utama bermohon pergi
sang dewa hindraf mengganti diri
sang dajal putera bentara negeri
raja temasik yang disanjungi
dalam rahsia berkongsi negeri
di langit tinggi sembunyi diri
menghitung laba sepanjang hari
Ruhanie Ahmad
Kajang
10 Januari 2008
[Dideklimasikan di Rumah Pena KL, 11 Januari 2008]
Gurindam Sepuluh Budak Hitam
[buat komrad-komradku pejuang pertiwi]
sepuluh budak hitam duduk putrajaya
satu jadi imam yang mencari damai abadi
budak hitam ini hebat orangnya
dia boleh tidur berdiri kalau duduk apatah lagi.
romantis orangnya budah hitam ini
dalam majlis dia ramas bahu perempuan seksi
tak tahan sunyi dia kahwin orang gaji.
naik jet peribadi berbulan madu sana sini
kerja tadbir negeri dia bagi pada proksi.
makanya,
tinggallah sembilan budak hitam.
sembilan budak hitam duduk tingkat empat
satu jadi lanun kerjanya jual negeri
budak hitam ini cerdik orangnya
otaknya macam pengarah filem hindustan
nak dapat bini dia langgar bontot kereta heroin
cita-citanya tinggi budak hitam ini
sebelum empat puloh nak jadi perdana menteri
budak hitam ini perangainya macam beruk makye
terjerit sana terlompat sini tersengih gitu terlondeh gini
tak lama lagi youTube buat tayangan perdana filem macam chua solek
heronya budak hitam ini tapi kita pergi tak boleh bawak anakbini, sori!
makanya
tingallah lapan budak hitam.
lapan budak hitam duduk diam-diam
satu jaga karung kerjanya kumpul harta qarun
ayahnya kata budak hitam ini tak berniaga dalam negeri
tapi rakyat tahu dah berbilion dia dapat projek yang ditentukan sendiri
budak hitam ini, ada sedara belah bini jadi juru kiranya
macam-macam kepandaiannya si malim balaci ini
buat jambatan pandai, buat lumba ribut pandai
beli rumah kat luar negeri lagilah pandainya
dia beli kat tempat takde penangkap khalwat
makanya,
tinggallah tujuh budak hitam.
tujuh budak hitam jadi doktor putar
satu jaga surat khabar kerjanya tiap-tiap hari autar
budak hitam ini dulunya tak lulus vetting
tapi hari ini dia menang betting
tulis kolum macam pakcucing
makanya
tinggallah enam budak hitam
enam budak hitam duduk kat angkasa
satu jaga lagu main drama swasta siar berita cacamarba
mulutnya celupar budak hitam ini, kepakarannya mengampu
kata orang goblok tapi aljazerra londehkan dia sampai bogel togel
seantero dunia tahu dialah menteri terbangang dalam sejarah tamaddun alam
sang kelembai kata dia hanya layak jadi mamak cendol
makanya,
tinggallah lima budak hitam.
satu dan dua dan tiga dan empat dan lima
si budak hitam
enam dan tujuh dan lapan dan sembilan dan sepuloh
sambung bulan dapan.
yassinsalleh
Taman Saujana Impian Kajang
11 Januari 2007
[puisi ini telah dideklamasikan di Rumah PENA pada 11 Januari 2008]
[buat komrad-komradku pejuang pertiwi]
sepuluh budak hitam duduk putrajaya
satu jadi imam yang mencari damai abadi
budak hitam ini hebat orangnya
dia boleh tidur berdiri kalau duduk apatah lagi.
romantis orangnya budah hitam ini
dalam majlis dia ramas bahu perempuan seksi
tak tahan sunyi dia kahwin orang gaji.
naik jet peribadi berbulan madu sana sini
kerja tadbir negeri dia bagi pada proksi.
makanya,
tinggallah sembilan budak hitam.
sembilan budak hitam duduk tingkat empat
satu jadi lanun kerjanya jual negeri
budak hitam ini cerdik orangnya
otaknya macam pengarah filem hindustan
nak dapat bini dia langgar bontot kereta heroin
cita-citanya tinggi budak hitam ini
sebelum empat puloh nak jadi perdana menteri
budak hitam ini perangainya macam beruk makye
terjerit sana terlompat sini tersengih gitu terlondeh gini
tak lama lagi youTube buat tayangan perdana filem macam chua solek
heronya budak hitam ini tapi kita pergi tak boleh bawak anakbini, sori!
makanya
tingallah lapan budak hitam.
lapan budak hitam duduk diam-diam
satu jaga karung kerjanya kumpul harta qarun
ayahnya kata budak hitam ini tak berniaga dalam negeri
tapi rakyat tahu dah berbilion dia dapat projek yang ditentukan sendiri
budak hitam ini, ada sedara belah bini jadi juru kiranya
macam-macam kepandaiannya si malim balaci ini
buat jambatan pandai, buat lumba ribut pandai
beli rumah kat luar negeri lagilah pandainya
dia beli kat tempat takde penangkap khalwat
makanya,
tinggallah tujuh budak hitam.
tujuh budak hitam jadi doktor putar
satu jaga surat khabar kerjanya tiap-tiap hari autar
budak hitam ini dulunya tak lulus vetting
tapi hari ini dia menang betting
tulis kolum macam pakcucing
makanya
tinggallah enam budak hitam
enam budak hitam duduk kat angkasa
satu jaga lagu main drama swasta siar berita cacamarba
mulutnya celupar budak hitam ini, kepakarannya mengampu
kata orang goblok tapi aljazerra londehkan dia sampai bogel togel
seantero dunia tahu dialah menteri terbangang dalam sejarah tamaddun alam
sang kelembai kata dia hanya layak jadi mamak cendol
makanya,
tinggallah lima budak hitam.
satu dan dua dan tiga dan empat dan lima
si budak hitam
enam dan tujuh dan lapan dan sembilan dan sepuloh
sambung bulan dapan.
yassinsalleh
Taman Saujana Impian Kajang
11 Januari 2007
[puisi ini telah dideklamasikan di Rumah PENA pada 11 Januari 2008]
Subscribe to:
Posts (Atom)